Kisah keutamaan sabar dan memaafkan orang alim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Ini adalah artikel kelanjutan dari " Keutamaan membaca BISMILLAH " yang kemaren CatatanArb bagikan, dan akan ada kisah-kisah lainnya lagi yang sudah Admin siapkan untuk para pembaca, jadi Monggo! ajak teman-teman yang lain untuk membaca bersama! Langsung saja!
(Alkisah)
Disebutkan bahwa seorang raja yang bernama Bahram keluar untuk berburu. Pada saat itu, ia melihat seorang keledai liar di tengah hutan, maka ia mengikuti jejaknya, Samapi ia terpisah dari para pengawalnya. Tidak lama setelah itu, maka ia berhasil menangkapnya. Ia turun dari kudanya dan bersiap untuk menyembelih buruannya, tetapi, ia melihat penggembala yang datang dari balik hutan.
Kata raja Bahram: "Wahai pengembala, jagalah kudaku ini, sampai aku menyembelih keledaiku ini."
Maka si pengembala kuda Bahram dan sang raja sibuk dengan binatang buruannya. Kebetulan pada waktu itu, secara tidak sengaja ia melihat sang pengembala sedang memotong perhiasan yang terdapat di kepala kudanya. Maka raja segera berpaling dari padanya, kemudian ia menarik kudanya dari sang pengembala dan ia berkata: "Sesungguhnya melihat suatu kenistaan termasuk perbuatan nista juga."
Kemudian ia menunggangi kudanya dan kembali kepada pengawalnya.
Kata hulubalangnya: "Wahai raja yang mulai, dimanakah perhiasan yang terdapat di kepala kudamu?"
Maka raja Bahram tersenyum seraya berkata: "Ia diambil oleh seorang yang tidak ingin mengembalikannya dan perbuatannya disaksikan oleh yang tidak pernah tidur. Barangsiapa yang melihatnya di tangan seseorang, maka janganlah ia mengganggunya, karena perbuatan itu telah di saksikan oleh Tuhan yang tidak pernah tidur."
•••
Terimakasih semoga apa yang admin bagikan ini bisa bermanfaat 😊!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh!
Di situs CatatanArb ini, kami akan menyediakan layanan informasi seputar pertanian, breaking news, kerohanian, humor santai, anime, dan masih banyak hal menarik lainnya! Maka dari itu enjoy dan ikuti setiap artikelnya!
0 Response to "Kisah keutamaan sabar dan memaafkan orang alim"
Post a Comment