Kisah merampas hak orang lain dan keutamaan anak cucu
(Alkisah)
Disebutkan bahwa Abu Yazid Al Bustami telah beribadah selama berpuluh-puluh tahun, tetapi ia tidak pernah merasa puas dalam ibadahnya, sehingga ia mendatangi Ibunya seraya berkata: "Wahai Ibu, aku telah beribadah selama berpuluh-puluh tahun, tetapi aku tidak pernah merasa puas dengan ibadahku, maka periksalah, apakah engkau pernah mengonsumsi makanan yang haram ketika aku masih berada didalam perutmu , atau ketika engkau sedang menyusui aku?"
Sang Ibu berfikir sejenak, kemudian ia berkata: "Wahai putraku, ketika engkau masih berada didalam perutku, aku naik keatas loteng dan aku melihat sebuah baskom yang di dalamnya terdapat sebuah keju, sehingga aku tergiur olehnya dan aku memotongnya seujung jariku tanpa izin pemiliknya."
Abu Yazid berkata: "Mungkin karena itulah, aku belum pernah merasa puas dalam ibadahku meskipun telah kulakukan selama berpuluh-puluh tahun, maka temuilah dan katakan untuk di halalkan."
Ibunya pergi dan sang pemilik keju telah menghalalkan nya. SWT Ibunya menceritakan masalah itu, maka Abu Yazid berkata: "kini, aku telah merasa puas dalam menjalankan ibadahku."
•••
(Alkisah)
Disebutkan bahwa seorang hakim mati dan ia meninggalkan seorang istri yang sedang hamil. Tidak lama setelah itu, melahirkan seorang anak laki-laki. Setelah ia masuk usia sekolah, maka Ibunya menyekolahkan kepada seorang Guru ngaji. Ia belajar membaca "BISMILLAH". Setelah itu, ia selalu menjadikannya sebagai wirid di setiap waktunya, sehingga ALLAH SWT mengangkat siksa dari ayahnya.
ALLAH SWT berfirman: "Wahai Jibril, sesungguhnya kami tidak pantas menyiksa Ayahnya secara terus menerus, sedangkan sang anak selalu mewiridkan "BASMALLAH". Maka pergilah kepada sang ayah dan beritahukan kepadanya bahwa ia terbebas dari siksa karena wirid putranya yang selalu membaca "BASMALLAH".
•••
0 Response to "Kisah merampas hak orang lain dan keutamaan anak cucu"
Post a Comment