Kisah tentang keutamaan meninggalkan Syubhat dan Haram

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

   Ini adalah kelanjutan dari kisah-kisah yang kemarin admin bagikan, dan untuk kisah-kisah selanjutnya, admin akan langsung keceritanya, agar nantinya pembaca dapat langsung berfokus untuk membaca kisahnya. Dan admin ingatan kembali, bahwa artikel yang admin bagikan ini bersumber dari buku yang berjudul KISAH-KISAH YANG MENGAGUMKAN SEBAGAI MOTIVATOR TAAT KEPADA ALLAH. Untuk admin bagikan kemedia, supaya ilmu yang ada dalam buku tersebut lebih banyak dibaca oleh khalayak ramai. Dan langsung saja kita sama-sama membaca kisahnya! 

(Alkisah)
        Disebutkan ketika Ibrahim Ibnu Adham r.a berada di kota Mekah, maka ia membeli buah kurma dari seorang, setelah ia membayar uangnya, ia melihat dua butir kurma jatuh di tanah diantara kedua kakinya. Maka ia mengira bahwa kedua butir kurma itu adalah dari buah kurma yang telah ia beli. Sehingga keduanya dipungut dan dimakan olehnya.
        Kemudian ia pergi ke Baitul Maqdis dan berkunjung ke kubah Sakhra. Didalamnya tertulis: "Siapapun harus keluar di malam hari dari kubah Sakhra, agar para malaikat dapat beribadah di dalamnya."
        Tetapi, Ibrahim masih berada di dalamnya dan para petugas tidak dapat melihat keberadaan Ibrahim didalamnya.
Ketika para malaikat berdatangan di malam hari, maka diantara mereka ada yang bertanya kepada sesamanya: "Adakah disini seorang manusia pada saat ini?"
        Jawab temannya: "Yang ada disini hanya Ibrahim Ibnu Adham, seorang ahli ibadah dari Qurasyan."
        Kata yang lain: "Memang ia berada disini pada saat ini."
        Kata yang lain: "Ia adalah seorang yang anal kebajikannya yang diterima setiap hari kelangit. Hanya saja sekarang, amal kebajikannya tertahan sejak setahun dan doanya juga tidak dikabulkan sejak ia makan dua butir kurma syubhat waktu itu."
        Kemudian para malaikat sibuk beribadah sampai menjelang fajar. Setelah pintu Kubah dibuka, maka Ibrahim keluar dari Baitul Maqdis, kemudian ia segera ke kota Mekah dan menemui si penjual kurma di tokonya.
       Ibrahim berkata: "setahun yang lalu, aku membeli sejumlah kurma dari seorang yang telah lanjut usia di toko ini. Dimanakah ia sekarang?"
        Jawab putranya: "Ia telah wafat setahun yang lalu."
        Maka Ibrahim menceritakan semua yang telah terjadi dan ia minta dihalalkan tentang dua butir kurma yang ia makan. Maka sang putra berkata: "Yang termasuk bagianku dari warisan, aku halalkan bagimu. Tetapi, aku mempunyai seorang Ibu dan seorang saudara perempuan yang juga menjadi ahli waris."
        Tanya Ibrahim: "Dimanakah keduanya berada?"
        Jawab putranya: "Keduanya berada dalam rumah."
        Maka Ibrahim mendatangi keduanya.
        Tanya seorang wanita lanjut usia: "Apa keperluanmu datang kemari?"
        Maka Ibrahim menceritakan semua kejadiannya, sehingga wanita tua itu berkata: " Yang termasuk bagianku dari warisan, aku halalkan bagimu."
        Kemudian Ibrahim juga minta halalnya dari putri wanita lanjut usia itu.
        Setelah itu, maka Ibrahim berangkat ke Baitul Maqdis dan mendatangi kubah Sakhra.
        Para Malaikat berkata: "Inilah Ibrahim Ibnu Adham yang sejak setahun lalu amal kebajikannya tertahan dan doanya tidak dikabulkan. Setelah ia minta dihalalkan dari dua butir kurma syubhat yang telah ia makan, maka amal kebajikannya diterima dan doanya di kabulkan dan ia dikembalikan pada kedudukannya yang tinggi."
        Maka Ibrahim menangis karena gembira atas diterimanya amal kebajikannya dan doanya. Maka sejak hal itu, ia tidak berbuka, kecuali setelah tujuh hari dengan makanan yang halal.

                                       •••

   Terimakasih dan semoga bermanfaat. 
Dan untuk postingan alkisah berikutnya, admin akan langsung ke cerita nya ya(•‿•)

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

        
Catatanarb_blogspot.com Di situs CatatanArb ini, kami akan menyediakan layanan informasi seputar pertanian, breaking news, kerohanian, humor santai, anime, dan masih banyak hal menarik lainnya! Maka dari itu enjoy dan ikuti setiap artikelnya!

0 Response to "Kisah tentang keutamaan meninggalkan Syubhat dan Haram"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel